Struktur
|
Teks
|
Orientasi
|
Pak Adil adalah seorang kepala keluarga yang sudah mempunyai cucu. Ia
bekerja sebagai penjual sarapan namun, dulu ia bekerja sebagai office boy selama 7 tahun. Ia tinggal
di kampung yang berada di tengah – tengah perkantoran dan pertokoan.
|
Insiden
|
Di pagi hari, Pak Adil merasa tidak enak badan.
Namun, ia tetap memaksakan diri untuk bekerja walaupun sudah dilarang
istrinya. Ia berangkat pada pukul 05.45 WIB. Ketika sampai di pintu pembatas,
pintu tersebut ternyata belum dibuka oleh satpam. Padahal pintu tersebut
menjadi jalan tercepat untuk menuju kantor tempat ia menjual sarapan.
Pak Adil tetap menunggu disitu sampai pintu itu
dibuka. Sambil menunggu ia mengucapkan salam agar satpam membukakan pintu
tersebut. Pak Adil juga mendongakkan kepalanya dan tiba – tiba ia melihat
ujung sepatu. Saat Pak Adil sedang menunggu, datanglah beberapa warga yang
akan melewati pintu tersebut. Para warga menggedor – gedor gerbang tersebut.
Pak Adil menunjukkan orang yang sedang tidur. Semakin lama semakin banyak warga
yang berdatangan. Para warga mulai meneriaki laki – laki tersebut. Seseorang
merangsek di depannya. Pak Adilpun mulai oleng. Pintu digedor – gedor semakin
keras sehingga membuat satpam yang masih tidur terbangun. Lalu ia melihat
keluar. Matanya yang masih belekan dibuka lebar – lebar.
Salah seorang warga mempunyai ide untuk menyuruh
Pak Adil memberikan dagangannya kepada Satpam itu. Namun, satpam tersebut
malah memaki – maki Pak Adil bahwa ia bisa membeli sarapan terebut dengan
uangnya sendiri. Satpam itu tetap kukuh tidak mau membukakan gerbang tersebut
akibat banyak barang toko yang hilang. Beberapa warga berdatangan kembali.
Tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi. Akibat dorongan oleh warga, Pak
Adil jatuh mencebut ke selokan yang bau. Tiba – tiba terdengar suara tembakan
timah panas ke udara. Para warga berlarian, tetapi Pak Adil masih diselokan.
Terdengar suara keciprak air yang berasal dari Pak Adil. Satpam tersebut
mencari asal suara. Mereka melihat Pak Adil di dalam selokan. Mereka menuduh
Pak Adil sebagai provokator. Tanpa komando mereka menghajar Pak Adil hingga
pingsan. Sampai Pak Adil masuk ke rumah sakit.
|
Insiden
|
Janganlah menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat. Janganlah
mempercayai orang sembarangan karena hal itu bisa membahayakan diri sendiri. Janganlah
memaksakan diri sendiri jika fisiknya sedang lemah.
|
Selasa, 10 November 2015
Mengubah Teks Cerpen menjadi Teks Eksemplum "Pak Adil mencari Keadilan"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terima kasih sangat membantu
BalasHapussangat membantu
BalasHapusterima kasih <3
BalasHapus